Organic

Pakai ALSIN Lebih Hemat Lebih Untung

  • By
  • JUN

    23

    Panen raya perdana MT-1 digelar di Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori, Selasa (14/2) siang. Dalam panen raya yang dihadiri oleh Forkopimda tersebut, Dintanpan juga mengkampanyekan penggunaan pennggunaan alat sistem pertanian dalam proses pengolahan tanah. Terutama pada generasi melinial.  Kepala Dintanpan Rembang, Agus Iwan Haswanto menyatakan, secara total ada 27 hektare lahan pertanian yang ditanami padi pada MT-1 tahun ini. Capaian luasan tanam tersebut berasal dari lahan pertanian di 14 kecamatan. Menurut Iwan, ada perbedaan hasil panen pada MT-1 tahun ini antara menggunakan mesin combine dan dos manual alias traser. Hasilnya, jika menggunakan mesin combine harga gabah kering panen adalah Rp 5.800-6.000 per kilogram. Sedangkan jika menggunakan traser harga gabah kering panen hanya mencapai antara Rp 5.300-Rp5.500 per kilogram. “Hasil panen MT-1 pada tahun ini, secara keseluruhan cukup bagus. Kesimpulannya, pengolahan lahan dengan alsintan lebih irit dan menguntungkan,” ujarnya. Ketua Kelompok Tani Nanggala Desa Sidomulyo Kecamatan Kaliori, Suwarno mengakui, pengolahan lahan pertanian dengan alat mekanik jauh lebih menguntungkan daripada menggunakan sistem manual. Ia menggambarkan, keuntungan yang didapatkan dari mekanisme panen padi sistem manual adalah sekira Rp 36,9 juta. Sehingga keuntunganya sekira Rp 19,5 juta setelah dikurangi biaya pengolahan lahan. Sedangkan dengan sistem mekanisasi dengan menggunakan mesin alsintan, mulai traktor hingga mesin panen, petani bisa mendapatkan keuntungan lebih hingga sekira Rp 25 juta per hektare. Dengan perbandingan seperti itu, para petani di Kabupaten Rembang diharapkan mulai akrab dengan menggunakan alsintan dalam mengelola lahan miliknya.

    Leave A Comment

      Recent Posts
    Top